PENCARIAN

Minggu, 23 April 2017

DIARE

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3,  diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose), penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik.

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Pengertian lain diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan.

B.     Penyebab Timbulnya Penyakit Diare
Penyakit Diare ditimbulkan oleh
  • ·         Makan tanpa cuci tangan dengan sabun
  • ·         Minum air mentah
  • ·         Makan makanan yang dihinggapi lalat
  • ·         Keracunan makanan
  • ·         Beberapa infeksi virus tetapi juga sering kali akibat dari racun Bakteri.
  • ·         Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makanan.


C.    Penularan Kuman Penyakit Diare
Kuman penyakit diare dapat ditularkan melalui :
  • ·         Air dan makanan yang tercemar
  • ·         Tangan yang kotor
  • ·         Berak disembarang tempat
  • ·         Botol susu yang kurang bersih

 D.    Macam-macam penyakit diare
Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu :

1. Diare akut
          Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
a.       Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat, nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.
b.      Patogenesis
Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekresiyang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aeorosolisasi (Morwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkongan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare.
Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu:
1.      Bakteri noninvasit (enterotoksigenik)
Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkat kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium, dam kalium.
2.      Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E. Coli (EIEC). S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. enteriditis, S. choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens tipe C. penyebab diare lainnya seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E. histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit, dan zat makanan (G. Lambdia)

c.       Manifestasi klinis
Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1.      Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja
2.      Disentriform, pada diare di dapat lendir kental dan kadang-kadang darah.

d.      Penatalaksanaan
Pada orang dewasa, penata laksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari :
1.      Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
1)      Jenis cairan
2)      Jumlah cairan
3)      Jalan masuk atau cara pemberian cairan
4)      Jadwal pemberian cairan.
2.      Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
3.      Terapi simtomatik
4.      Terapi defenitif

2. Diare kronik
Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua minggu.
a.       Etiologi
Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui.
b.      Patofisiologi
Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
Diare kronik dibagi tiga yaitu :
1.      Diare osmotik
Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akobat adanya gangguan absorpsi karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya malabsorpsi lemak. Teses berbentuk steatore.
2.      Diare sekretorik
Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Teses akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua berdasarkan pengaruh puasa terhadap diare :
1.      Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan dengan proses intralumen, dan diakibatkan oleh bahan-bahan yang tidak dapat diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi laktosa yang mengakibatkan intolerassi laktosa.
2.      Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada sidrom korsinoid, VIP (Vasoactive Inkestinal Polypeptida) oma, karsinoma tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik.
3.      Diare inflamasi
Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Fese berdarah. Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan spesitik.
c.       Penatalaksanaan
a.       Simtomatis
1.      Rehidrasi
2.      Antipasmodik, antikolinergik
3.      Obat anti diare
a.       Obat antimotilitas dan sekresi usus : Laperamid, ditenoksilat, kodein fosfat.
b.      Aktreotid (sadratatin)
c.       Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin yaitu Arang, campura kaolin dan mortin.
4.      Antiemetik (metoklopromid, proklorprazin, domperidon).
5.      Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu:
a.       Vitamin Bie, asam, vitamin A, vitamin K
b.      Preparat besi, zinc,dan lain-lain.
6.      Obat ekstrak enzim pankreas.
7.      Aluminium hidroksida, memiliki efek konstifasi, dan mengikat asam empedu.
8.      Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.
b.      Kausal
Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi Pada diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.

E.     Tanda-Tanda Penyakit Diare
            Berak encer, biasanya 3X atau lebih dalam sehari, kadang-kadang disertai :
a.       Muntah
b.      Badan lesu dan lemah
c.       Tidak mau makan
d.      Panas

F.     Bahaya Dari Diare
1.      Penderita akan kehilangan cairan tubuh
2.      Penderita akan menjadi lesu dan lemah
3.      Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak

G.    Usaha Untuk Mengatasi Diare
            Penderita diberi minim, larutan yang terbaik untuk penderita  diare adalah Oralit, kalau tidak ada boleh diberi larutan Gula, Garam (LGG), bisa juga diberi air the, air kelapa.

H.    Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG
1.      Larutan Oralit
Bubuk oralit 1 bungkus dilarutka kedalam 1 gelas air masak aduk sampai semua larutan larut dalam air.

2.      Larutan Gula, Garam (LGG)
Gula 1 sendok the, garam ¼ sendok the dilarutkan kedalam 1 gelas air masak, kemudian diaduk sampai

I.       Cara Memberikan Larutan Oralit
1.      Minumkan segera larutan sampai penderita tidak merasa haus lagi (pada anak balita diasanya memerlukan 3 bungkus oralit 200 CC dalam 3 jam pertama)
2.      Jika anak muntah pemberian oralit dihentikan dulu, lau kemudian dilanjutkan lagi.
3.      Bila sampai hati ke-2 anak masih terus diare atau keadaan anak bertambah parah maka dengan segera dibawah ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. Selam perjalanan pemberian oralit harus terus diberikan.

J.    Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Makanan dan Minuman pada Penderita Selama dan Sesudah Diare :
1.      Penderita diare dangan dipuaskan
2.      Bagi yang masih menetek, pemberian ASI diteruskan.
3.      Berikan segera cairan Rumah tangga seperti ait kelapa, air sayur, air buah bila penderita mulai menimbulkan gejala Diare.
4.      Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur
5.      Teruskan pemberian makanan. Makanan sebaiknya nudah dicerna dan tidak merangsang
6.      Sesudah diare pemberian makanan diteruskan dan perlu ditambah.

K.    Cara Pencegahan Penyakit Diare
1.      Pemberian ASI
Dapat mencegah Diare karena terjamin kebersihannya serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh baalita.
2.      Pemberian makanan
Berilah anak balita makanan yang bersih dan bergizi.
3.      Pemakaian air besih
Gunakan air bersih untuk membersihkan makanan dan minuman bayi.
4.      Berak pada tempatnya
Biasakanlah anak anda buang kotoran pada jamban (kakus)
5.      Kebersihan perorangan
Biasakanlah mencuci tangan sebelm makam serta sesudah buang kotoran.
6.      Kebersihan makanan dan minuman
Perhatikan kebersihan makanan dan miniman meulai daor cara-cara mencuci, memasak, menhhidangkan dan cara menyimpan makanan.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Diare adalah buang air besar (defekasi) denganjumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyalitm diare ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang tempat dan botol susu yang kurang bersih.
            Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu; diare aku dan kronik. Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih dalam sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas. Bahaya dari pada diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan menyebabkan kematian.
            Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi minuman, larutan Oralit, biasanya juga larutan gula, garam (LGG). Yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan dan minuman pada penderita diare yaitu
Jangan dipuaskan, ,pemberian ASI, pemberian air sayur, buah bila penderita menimbulkan gejala diare. Cara pencegahan penyakit diare yaitu dengan cara pemberian ASI, makanan, pemakaian air bersih, berak pada tempatnya, kebersihan perorangan, kebersihan makanan dan minuman.

B.     Saran-saran
Dengan melihat pembahasan dan mengetahui dampak dari pada diare tersebut, maka kita harus dapat menyadari betapa pentingnya kebersihan dalam diri dan lingkunyan. Oleh karena itu, kita berharap dengan adanya kesadaran, semua masyarakat mau bergotong royong untuk membersihkan dan memelihara lingkunyam dengan baik. Mudah-mudahan harapan kita semua untuk hidup bersih dapat diwujudkan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Talley NJ, Martin CJ. Clinical gastroenterology : A Practical-based Approach. Sydney; Maclennan dan Petty Pty Limited, 1996.

Noer HMS, Waspdji S, Rachman AM, dkk. Buku aja Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996.

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XVII. Jakarta: Kerjasama Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar